Bio-Indikator: Pengertian, Fungsi, dan Contoh dalam Lingkungan
18 Maret 2025
Lingkungan hidup kita saat ini menghadapi berbagai ancaman, mulai dari polusi udara, air, dan tanah. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami kondisi lingkungan dan mengambil tindakan untuk menjaganya. Salah satu cara untuk memantau kualitas lingkungan adalah dengan menggunakan bio-indikator. Apa itu bio-indikator dan bagaimana cara kerjanya?
Bio-indikator adalah organisme atau komponen biologis yang digunakan untuk mengukur kualitas lingkungan, kesehatan ekosistem, atau dampak polusi. Bio-indikator dapat berupa tanaman, hewan, mikroorganisme, atau bahkan gen tertentu.

Bio-indikator digunakan untuk:
1. Mengukur kualitas air, udara, atau tanah.
2. Mendeteksi polusi atau perubahan lingkungan.
3. Menilai kesehatan ekosistem.
4. Membantu dalam pengelolaan lingkungan dan konservasi.
Contoh bio-indikator antara lain:
1. Tanaman lumut sebagai indikator kualitas udara.

Jika kita berada di suatu lokasi dan ada banyak lumut seringkali lokasi tersebut lembab dan terkesan adem dan kita lihat banyak kehidupan disekitar lumut tersebut.
2. Ikan sebagai indikator kualitas air.

Air sungai yang mengaliri persawahan dan banyak terdapat ikan, maka sawah tersebut masih belum melebihi ambang batas penggunaan pupuk dan pestisida kimia atau bahkan mungkin sdh menggunakan pupuk dan pestisida nabati
3. Mikroorganisme sebagai indikator kualitas tanah.

Jika suatu tanah masih banyak terlihat adanya cacing tanah, protozoa, jamur dan makhluk hidup tanah biasanya tanahnya gembur dan banyak unsur hara yang dibutuhkan tanaman yang membuat subur dan mudah berbuah.
4. Kupu-kupu sebagai indikator kesehatan ekosistem.

5. Binatang sebagai bio-indikator suatu produk makanan.
Contoh yang tepat untuk menggambarkan kondisi tersebut adalah:
• lalat sebagai penunjuk bahwa ikan segar tersebut tidak menggunakan pengawet

• kutu atau jamur beras sebagai bio-indikator beras bebas pestisida.

Kami yang sudah lama berkecimpung di dunia organik sedikit lebih banyak mengetahui bio-indikator ini dan cara penanganannya.
1. Untuk beras organik pecah kulit (merah, hitam, coklat) mudah terkena kutu yang mengakibatkan beras jadi bubuk, dan jamur yang mengakibatkan beras jadi apek. Beras dengan kondisi demikian masih aman dikonsumsi dengan cara diangin-anginkan supaya suhu di wadah beras sama dengan suhu ruang, atau dijemur dibawah terik matahari. Atau bisa juga disangrai diatas wajan.
2. Untuk sayur organik lebih mudah busuk daripada sayur biasa. Jika beli dipasar pagi dan baru dimasak sore sebaiknya di masukkan ke dalam kulkas.
Bio-indikator memiliki kelebihan karena dapat memberikan informasi yang lebih akurat dan sensitif tentang kualitas lingkungan dibandingkan dengan metode pengukuran kimia atau fisika.
Dengan memahami konsep bio-indikator, kita dapat mengambil langkah-langkah yang lebih efektif untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Mari kita jadikan bio-indikator sebagai alat penting dalam upaya kita melindungi planet kita.
Baca juga
Kenali 7 Nama Lain MSG & Pemanis Buatan yang Sering Menyamar di Label Makanan
5 Jenis Pemanis Alami Pengganti Gula Pasir yang Lebih Sehat & Aman untuk Tubuh
5 Bumbu Dapur Alami Pengganti Micin: Lebih Sehat, Tetap Gurih!
7 Bahan Alami Pengganti Micin dan Pewarna Buatan di Dapur Sehatmu
Pola Makan Sehat Alami: Cara Cerdas Hidup Tanpa MSG, Pewarna, dan Pemanis Buatan
Resep Bubur Pati Garut Gula Aren – Lembut, Sehat & Cocok untuk Semua Usia






